Teror Klitih dalam Tagar #yogyatidakaman

Pada akhir tahun 2021 lalu, seorang pekerja asal Yogyakarta membagikan pengalaman dan bukti foto luka di lengan akibat serangan pelaku klitih di platform Twitter.[1] Unggahan ini memantik warganet untuk membicarakan klitih, yaitu praktik kekerasan yang menjadi persoalan sosial  menahun di Yogyakarta.

Tulisan ini akan membahas mengenai keresahan warga Yogyakarta tentang teror klitih yang kembali marak dalam tagar #yogyatidakaman di platform Twitter. Sebenarnya keresahan warga tentang teror klitih terekam dalam dua tagar, yaitu #yogyatidakaman dan #Srisultanyogyadaruratklitih. Namun tulisan secara khusus membahas tentang tagar #yogyatidakaman karena merupakan tagar pemantik dan terpopuler yang membicarakan keresahan teror klitih di Twitter.

Istilah klitih telah mengalami pergeseran makna dari waktu ke waktu. Klitih pada awalnya adalah perilaku mencari makanan di malam hari. Kini, perilaku klitih mengacu pada perilaku geng, tim, atau kelompok pemuda yang berkumpul sepulang sekolah tanpa tujuan kemudian melakukan kekerasan (Ahnaf & Salim, 2017 dalam Hasanah & Supardi, 2020). Perilaku klitih merupakan upaya anggota geng untuk menunjukkan eksistensi diri. Geng memberikan ruang gerak untuk berekspresi, mengonstuksi nilai diri, dan apresiasi bagi anggota geng (Hasanah dan Supardi,2020). Perilaku klitih yang awalnya menyasar korban anggota geng lain, kini menyasar korban secara acak dengan cara menyerang menggunakan motor.[2]

Proses penambangan tagar #yogyatidakaman dilakukan pada tanggal 7 Januari 2022 dengan periode percakapan dari tanggal 28 Desember 2021 – 5 Januari 2022, dan menghasilkan volume data sebanyak 14.793 baris percakapan. Pengolahan data dalam tulisan ini menggunakan teknik wordclouds (gugus kata) dan verifikasi makna kata-kata kunci dalam wordclouds secara manual.

 

Klitih dan Permasalahannya

Secara umum, percakapan dalam tagar #yogyatidakaman berbicara tentang intensi masyarakat Yogyakarta yang ingin memberitahu publik tentang keresahan mereka akibat terror klitih yang menghantui pemotor setiap malam. Berikut adalah hasil word cloud tagar #yogyatidakaman:

Gambar 1. Word Cloud Tagar #yogyatidakaman

Gambar 1 memperlihatkan gambaran keresahan dan ketakutan masyarakat atas terror klitih yang berlangsung di Yogyakarta. Kata ‘klitih’, ‘kena’, ‘malam’, ‘motor’, mengacu pada konteks pengertian klitih. Warganet menggunakan opini pribadi, reproduksi konten berita ataupun infografis dengan tagar #yogyatidakaman, untuk menjelaskan definisi perilaku klitih dan praktik kekerasan yang menjadi teror bagi warganet. Menurut warganet pelaku klitih cenderung  menyerang pemotor yang sedang lengah dengan cara membacok korban dari belakang secara tiba-tiba.[3] Pelaku klitih biasanya bergerombol kemudian mencari korban yang lemah di jalan yang sepi maupun ramai. Salah satu warganet juga melaporkan bahwa luka bacok yang disebabkan pelaku klitih dapat menyebabkan luka-luka bahkan hingga meninggal.[4] Warganet lain mengandaikan perilaku klitih dengan game GTA atau Grand Theft Auto yang sarat kekerasan karena pemain game ini dapat melukai orang lain secara acak tanpa motif yang jelas.[5] Warganet lain juga mengaku bahwa para pemobil juga menjadi sasaran pelaku klitih yang menyerang melalui aksi pelemparan batu kea rah mobil korban.[6] Meskipun begitu, para pemotor adalah korban incaran paling rentan karena pelaku klitih melakukan serangan fisik langsung ke arah korban.

Kata ‘wongcilik’, ‘isu’, ‘motor’, ‘ojol’, ‘pulang’, ‘kerja’, ‘shift’, ‘buruh’, ‘kelas’, dan ‘dines’  mengacu pada persoalan isu klitih yang juga isu kelas. Salah satu twit yang paling banyak direproduksi adalah twit milik @mardiasih yang berkata bahwa isu klitih merupakan isu kelas karena pelaku klitih mengincar kelas pekerja yang sehari-harinya mengendarai motor untuk bermobilisasi.[7] Senada dengan twit tersebut, warganet lain menilai kelas pekerja ini tidak memiliki pilihan untuk melakukan mobilitas menggunakan motor karena mereka adalah pekerja bergaji UMR. Menurut warganet, masyarakat yang memiliki gaji dan kesejahteraan lebih tinggi yang mampu membeli mobil pada akhirnya memiliki resiko lebih rendah untuk meregang nyawa sebagai korban dari pelaku klitih. Hal ini menyiratkan bahwa isu klitih juga mencerminkan persoalan ketimpangan ekonomi di Yogyakarta. [8]

Kata ‘berpuluh’, ‘banyak’, dan ‘kembali’ berbicara tentang perilaku klitih yang merupakan teror yang sudah menghantui kelas pekerja selama puluhan tahun dan pelakunya cenderung bertambah dari waktu ke waktu.  Pada 2021 Polda DIY mencatat terdapat 58 kasus klitih di tahun 2021 atau naik  enam kasus dari tahun sebelumnya.[9] Klitih dan premanisme menjadi praktik kriminalitas yang tidak pernah tuntas selama puluhan tahun di Yogyakarta.[10]

Kata ‘turuntangan’, ‘yogya’, ‘naikkan’, gubernur’, ‘meresahkan’, ‘masyarakat’, ‘mencari’, ‘tahu’, dan ‘pelaku’ mengacu pada kecaman dan dorongan kepada pemerintah Yogyakarta untuk menangani kasus klitih. Dua twit yang paling banyak direproduksi adalah milik @puthutea dan @vice_id yang memberikan gambaran bahwa masyarakat menantikan tindakan tegas dari pemerintah Yogyakarta untuk para pelaku klitih yang aksinya sudah mebahayakan masyarakat. [11]

Alih-alih memberikan tanggapan dan mencari solusi, aparat keamanan dan pihak swasta justru berupaya meredam isu klitih sebagai persoalan menahun yang tidak terselesaikan di Yogyakarta. Akun Twitter @PoldaJogja merespon penangkapan pelaku klitih dengan mengunggah sebuah twit dengan tagar #JogjaTetapAman.[12] Tagar ini merupakan respon sanggahan langsung terhadap tagar #yogyatidakaman karena berisi narasi yang memperlihatkan kemampuan institusi kepolisian untuk menangani perilaku klitih dan melindungi masyarakat. Narasi pihak kepolisian ini mendapatkan dukungan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang menyebut penangkapan pelaku klitih telah menyelamatkan pariwisata Yogyakarta yang mulai kembali menggeliat. [13]

Tanggapan aparat keamanan dan pemerintah menyiratkan penyangkalan perilaku klitih sebagai persoalan sosial menahun yang belum terselesaikan di Yogyakarta. Alih-alih memprioritaskan keselamatan warga, aparat keamanan dan pemerintah justru mengutamakan sektor pariwisata demi kepentingan ekonomi. Itulah sebabnya klitih tidak dianggap sebagai persoalan sosial yang harus segera diselesaikan dengan tuntas, meskipun terus meneror dan memakan korban jiwa.

________________________________

Hasanah, E. & Supardi. 2020. “The meaning of Javanese adolescents’ involvement in youth gangs during the discoveries of youth identity: A phenomenological study. The Qualitative Report, 25(10):3602-2626.

[1] https://twitter.com/kinderpoyyy/status/1475435522772267010 diakses pada 17 Januari 2022 pukul 15.48 WIB

[2] https://twitter.com/VICE_ID/status/1475760320937271296 diakses pada 17 Januari 2022 pukul 21:20 WIB

[3] https://twitter.com/Jozzyndra/status/1475717585412890633  diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 14.05 WIB

[4] https://twitter.com/dany83486159/status/1475959422497148932 diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 13.29 WIB

[5] https://twitter.com/ask_cacia/status/1477283229421891586 diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 13.08 WIB

[6] https://twitter.com/menikkk_/status/1475800307795836931 diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 13.10 WIB

[7] https://twitter.com/mardiasih/status/1475692347262263298 diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 12.46 WIB

[8] https://twitter.com/Ianjames27/status/1475700608665489408 , https://twitter.com/anti_tesis/status/1477216859527122945, dan https://twitter.com/taeggeuk3001/status/1476777962988994560 diakses tanggal 26 Januari pukul 13.21 WIB

[9] https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211229151650-12-740152/klitih-jogja-meningkat-58-kasus-pada-2021 diakses pada 18 Januari 2022 pukul 12:57 WIB

[10] https://twitter.com/kumparanplus/status/1476180568047906816

[11] https://twitter.com/Puthutea/status/1475642349149515777  dan https://twitter.com/VICE_ID/status/1475760320937271296  diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 13.30 WIB.

[12] https://twitter.com/PoldaJogja/status/1476198185840246792

[13] https://www.jawapos.com/nasional/02/01/2022/klitih-jangan-sampai-ganggu-wisata-jogja/ dan https://kumparan.com/pandangan-jogja/yogyatidakaman-trending-twitter-klitih-bikin-geram-pelaku-ekonomi-jogja-1xCLwezBUdj?utm_medium=post&utm_source=Twitter&utm_campaign=int

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *