Pemuda Pancasila di Mata Warganet

Tulisan ini membahas tentang percakapan di platform Twitter mengenai kelekatan organisasi Pemuda Pancasila (PP) dengan kekerasan di Indonesia. Tulisan ini merupakan ekspresi keresahan warganet terhadap aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila dalam beragam bentuk, seperti premanisme dan pengeroyokan

Pada 25 November 2021 anggota Pemuda Pancasila kembali menjadi sorotan publik karena menjadi pelaku pengeroyokan terhadap anggota polisi[1] ketika melakukan demonstrasi di depan gedung DPR RI. Penyebaran foto dan video pengeroyokan anggota polisi di media sosial memicu percakapan warganet tentang Pemuda Pancasila. Meskipun mayoritas percakapan berisi kecaman, namun terdapat pula dukungan terhadap Pemuda Pancasila yang dilakukan oleh warganet.

Tulisan ini akan menganalisis percakapan-percakapan yang diambil dari kata kunci ‘Pemuda Pancasila’. Proses penambangan kata kunci ini  dilakukan pada tanggal 19 November – 17 Desember 2021, dengan puncak percakapan berlangsung pada 25 – 26 November 2021. Penelusuran kata kunci menghasilkan 4.484 twit. Berikut ini adalah hasil wordclouds percakapan dengan kata kunci ‘Pemuda Pancasila’:

Gambar 1. Wordclouds percakapan 'Pemuda Pancasila'

Gambar 1 memperlihatkan kata kunci ‘ormas’ memuat percakapan mengenai praktik-praktik kekerasan yang lekat dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan (ormas) di Indonesia. Warganet memandang praktik-praktik kekerasan yang dilakukan oleh ormas antara lain tawuran, persekusi, pengeroyokan, pungutan liar, dan sebagainya. Kata kunci ‘ormas’ berdekatan dengan kata kunci ‘pp’, ‘fbr’, ‘preman’, dan ‘fpi’ yang menurut warganet merupakan ormas-ormas yang sering melakukan praktik-praktik kekerasan, saling berseteru untuk memperebutkan wilayah “kekuasaan antara satu ormas dengan ormas yang lainnya, dan ormas sebagai representasi premanisme.

Kata kunci ‘oknum’ dan ‘polisi’ memuat percakapan mengenai respon warganet terhadap aksi kekerasan yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila terhadap anggota kepolisian pada peristiwa demonstrasi di depan Gedung DPR pada 25 November 2021. Warganet mengecam aksi pengeroyokan anggota Pemuda Pancasila dan memberikan simpati kepada aparat kepolisian yang menjadi korban pengeroyokan. Warganet juga mendorong kepolisian untuk mengambil tindakan tegas kepada anggota Pemuda Pancasila yang terlibat aksi pengeroyokan tersebut. Kata kunci ‘oknum’ dan ‘polisi’ berdekatan dengan kata kunci ‘senjatatajam’ yang berisi percakapan tentang barang bukti yang disita dalam kasus pengeroyokan anggota polisi, kekhawatiran terhadap Pemuda Pancasila yang membawa senjata tajam saat berdemonstrasi, dan desakan untuk menertibkan Pemuda Pancasila karena membawa senjata tajam dalam aksi demonstrasi.

Kata kunci ‘junimartgirsang’, ‘perwiradermawan’, ‘japto’, dan ‘ketua’ memuat percakapan mengenai tokoh-tokoh yang menjadi pusat pembicaraan dalam kasus kekerasan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Percakapan mengenai para tokoh yang terlibat tersebut membentuk polarisasi, yaitu antara Junimart Girsang dan Perwira Dermawan dengan Japto Soerjosoemarno dan Ketua Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila, Razman Arif Nasution. Kata kunci ‘junimartgirsang dan perwirademawan’ berkaitan dengan kata kunci ‘masyarakat’ dan ‘bubarkan’ yang berisikan dukungan warganet untuk membubarkan PP karena masyarakat resah dengan peristiwa pengeroyokan anggota polisi. Sementara kata kunci ‘japto’ dan ‘ketua’ berkaitan dengan kata kunci ‘maaf’ dan ‘politik’ yang berisikan kekesalan warganet karena backing politik Japto Soerjosoemarno yang membuat organisasinya kebal terhadap hukum.

Kata kunci ‘aksidemo’, ‘poldametro’, ‘gedungdpr’, ‘ricuh’, dan ‘kantordprd’ memuat percakapan mengenai konteks kejadian pengeroyokan yang dilakukan oleh PP. Warganet mengutuk aksi demo yang dilakukan oleh PP di depan Gedung DPR karena berakhir ricuh. Warganet juga merasa geram dengan aksi-aksi lanjutan oleh PP yang terjadi di depan kantor DPRD di berbagai wilayah. Warganet khawatir aksi-aksi tersebut juga akan berakhir anarkis. Selain itu, warganet mengapresiasi Polda Metro Jaya yang berhasil mengamankan kericuhan serta menangkap para pelaku pengeroyokan.

Percakapan dalam volume yang lebih kecil muncul melalui kata kunci ‘negara’, ‘hukum’, dan ‘aset’ yang berbicara mengenai relasi ormas dan negara yang bersifat dualisme. Pada satu sisi ormas membantu tugas negara, namun di sisi lain ormas kerap melanggar hukum negara. Warganet nilai Pemuda Pancasila kerap membantu penangganan bencana alam dan menjaga kedaulatan negara. Oleh sebab itu, dalang pelaku kekerasan adalah penyusup yang sengaja merusak citra Pemuda Pancasila. Sebaliknya, warganet juga menilai Pemuda Pancasila sebagai ormas pelanggar hukum karena kerap bertindak sewenang-wenang kepada masyarakat dan menguasai aset negara.

Percakapan-percakapan yang diambil dari kata kunci ‘Pemuda Pancasila’ merupakan ekspresi keresahan warganet terhadap aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Aksi-aksi  kekerasan ini bisa terus terjadi karena PP mendapatkan backing politik pemerintah. Hal ini merupakan indikasi bahwa negara mengakomodir aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila.

[1] https://metro.sindonews.com/read/610169/170/15-anggota-pemuda-pancasila-jadi-tersangka-pengeroyokan-polisi-1637845910

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *